Sistem Penunjang Keputusan
Nama : Annisa nur afiani
Npm : 10511979
Kelas : 4PA06
Istilah sistem pendukung keputusan (Decision Support System-DSS) digunakan untuk mendeskripsikan sistem yang dirancang membantu manajer memecahkan masalah tertentu. Ide dasarnya adalah agar manajer dan computer dapat bekerja sama untuk memecahkan masalah. Pemecahan masalah diperoleh melalui tahapan-tahapan dasar dan menggunakan kerangka berfikir yang umum sebagaimana berlaku dibanyak perusahaan. Dengan mengikuti pendekatan sistem untuk menyelesaikan masalah, manajer melihat sistem secara keseluruhan.
Perlakuan
penyelesaian masalah dikelompokkan kedalam tiga tahapan,yaitu : langkah
persiapan, langkah pendefinisian dan langkah pemecahan. Solusi masalah sistem
adalah solusi yang membuat sistem tersebut memenuhi tujuan yang paling baik,
sebagaimana yang dicerminkan dalam standar kinerja sistem. Standar dimana
menggambarkan situasi yang diinginkan (desired
state), apa yang harus dicapai sistem tersebut. Manajer juga harus memiliki
informasi yang menggambarkan saat ini (current
state), apa yang dicapai sistem tersebut saat ini. Jika terdapat gap antara dua keadaan ini,maka
dipastikan adanya masalah dan harus segera dipecahkan.
Perbedaan
antara keadaan saat ini dengan keadaan yang diinginkan disebut dengan kriteria
solusi (solution criterion), atau apa
yang harus terjadi agar situasi saat ini berubah menjadi situasi yang
diinginkan. Jika situasi ini menunjukkan tingkat kinerja yang lebih tinggi dibandingkan
dengan keadaan yang diinginkan , maka tugas yang harus dilakukan bukanlah
menyamakan keadaan saat ini. Melainkan tugas yang harus dilakukan adalah
menjaga agar situasi saat ini tetap berada pada tingkatan yang lebih tinggi.
Jika kinerja tingkat tinggi dapat dipertahankan,maka situasi yang diinginkan
harus ditingkatkan.
Dalam
penyelesain masalah, manajer menggunakan model untuk mewakili permasalahan yang
harus diselesaikan. Model terbagi menjadi empat jenis dasar, yaitu : model
fisik, model naratif, model grafis dan model matematis. Penggunaan model sangat
penting artinya untuk memberikan pengertian, memfasilitasi komunikasi dan
memprediksi masa depan.
Dalam
prakteknya, para manajer jarang memecahkan masalah sendirian. Ia dibantu oleh
berbagai komite, tim proyek dan satuan satgas yang ada di perusahaan. Menyadari
kenyataan ini, para pengembang system telah mengadaptasi decision support system (DSS)
kedalam pemecahan masalah secara kelompok atau group decision support system (GDSS)
Tujuan dari Sistem Pendukung Keputusan adalah sebagai berikut (Turban, 2005) :
- Membantu manajer dalam pengambilan keputusan atas masalah semi terstruktur.
- Memberikan dukungan atas pertimbangan manajer dan bukannya di maksudkan untuk menggantikan fungsi manajer
- Meningkatkan efektivitas keputusan yang di ambil manajer lebih daripada perbaikan efisiensinya
- Kecepatan komputasi. Komputer memungkinkan para pengambil keputusan untuk melakukan banyak komputasi secara cepat dengan biaya yang rendah
- Peningkatan produktivitas. Membangun suatu kelompok pengambil keputusan, terutama para pakar, bisa sangat mahal. Pendukung terkomputerisasi bisa mengurangi ukuran kelompok dan memungkinkan para anggotanya untuk berada di berbagai lokasi yang berbeda-beda (menghemat biaya perjalanan). Selain itu, produktivitas staf pendukung (misalnya analisis keuangan dan hukum) bisa di tingkatkan. Produktivitas juga bisa di tingkatkan menggunakan peralatan optimasi yang menentukan cara terbaik untuk menjalankan sebuah bisnis
- Dukungan kualitas. Komputer bisa meningkatkan kualitas keputusan yang di buat. Sebagai contoh, semakin banyak data yang di akses, makin banyak juga alernatif yang bisa di evaluasi. Analisis resiko bisa di lakukan dengan cepat dan pandangan dari para pakar (beberapa dari mereka berada di lokasi yang jauh) bisa dikumpulkan dengan cepat dan dengan biaya yang lebih rendah. Keahlian bahkan bisa di ambil langsung dari sebuah sistem computer melalui metode kecerdasan tiruan. Dengan computer, para pengambil keputusan bisa melakukan simulasi yang kompleks, memeriksa banyak scenario yang memungkinkan, dan menilai berbagai pengaruh secara cepat dan ekonomis. Semua kapabilitas tersebut mengarah kepada keputusan yang lebih baik.
- Berdaya saing. Manajemen dan pemberdayaan sumber daya perusahaan. Tekanan persaingan menyebabkan tugas pengambilan keputusan menjadi sulit. Persaingan di dasarkan tidak hanya pada harga, tetapi juga pada kualitas, kecepatan, kustomasi produk, dan dukungan pelanggan. Organisasi harus mampu secara sering dan cepat mengubah mode operasi, merekayasa ulang proses dan struktur, memberdayakan karyawan, serta berinovasi. Teknologi pengambilan keputusan bisa menciptakan pemberdayaan yang signifikan dengan cara memperbolehkan seseorang untuk membuat keputusan yang baik secara cepat, bahkan jika mereka memiliki pengetahuan yang kurang
- Mengatasi keterbatasan kognitif dalam pemrosesan dan penyimpanan. Menurut Simon (1977), otak manusia memiliki kemampuan yang terbatas untuk memproses dan menyimpan informasi. Orang-orang kadang sulit mengingat dan menggunakan sebuah informasi dengan cara yang bebas dari kesalahan.
http://ais-zakiyudin.blogspot.com/2011/12/normal-0-false-false-false-en-us-x-none_21.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar